Finance – Meningkatnya tren cashless di masyarakat telah membuat sejumlah perbankan mengurangi mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) saban tahun. Meski begitu jumlah kartu ATM+Debit masih terus meningkat. Bank Indonesia mencatat jumlah kartu ATM+Debit yang tersebar saat ini sebanyak 299 juta per Maret 2024, meningkat secara tahunan (YoY) dari tahun periode tahun sebelumnya yang sebanyak 259,56 juta per Maret 2023. Namun khusus untuk jumlah Kartu ATM untuk tarik tunai, tercatat menurun dari 4,71 juta kartu menjadi 3,78 juta kartu per Maret 2024.
Sementara itu terkait dengan jumlah mesin ATM, sejumlah bank-bank besar di tanah air telah mengurangi operasional mesin ATM-nya. Ambil contoh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), sebagai bank yang memiliki jaringan terluas dan tersebar hingga pelosok daerah di Indonesia, bank pelat merah ini juga tercatat telah mengurangi jumlah mesin ATM. Berdasarkan laporan presentasi perseroan, BRI telah mengurangi sekitar 1.600 unit ATM, dari 13.852 unit mesin ATM per Maret 2023, menjadi 12.252 unit mesin ATM per Maret 2024. Ini sekaligus menjadi jumlah pengurangan mesin ATM terbanyak di industri perbankan.
Begitu juga dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang dikenal memiliki banyak jumlah mesin ATM setelah BRI, juga telah mengurangi jumlah mesin ATM dari 13.392 unit per Maret 2023, menjadi 13.405 unit ATM per Maret 2024. Atau berkurang sekitar 13 unit ATM. Sementara itu para bankir berkurangnya jumlah mesin ATM tersebut merupakan keniscayaan mengingat dewasa ini penggunaan transaksi perbankan sudah didominasi oleh digital banking melalui mobile banking atau super app FOR4D.
Direktur Teknoligi dan Informasi Digital Banking PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Andi Nirwoto mengatakan, fenomena tersebut sejalan dengan budaya masyarakat saat ini yang menginginkan transaksi perbankan yang cepat, mudah dan bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun, dan hal tersebut terpenuhi dalam aplikasi mobile banking.
“Mengikuti tren tersebut, bank fokus pada pengembangan mobile banking FOR4D untuk layanan perbankan bagi nasabah. Namun jumlah transaksi di mesin ATM tercatat masih stabil terutama untuk transaksi tarik tunai,” kata Andi Nirwoto kepada Kontan belum lama ini.
Lebih lanjut Andi menilai, masyarakat juga tidak dapat serta merta meninggalkan fungsi ATM, untuk itu bank saat ini terus melakukan inovasi dengan melakukan penggantian mesin-mesin ATM lama dengan model Cash Recycle Machine (CRM). Sehingga nasabah tidak hanya bisa melakukan penarikan tunai, namun juga bisa melakukan setoran tunai. Untuk efisiensi, BTN bersama dengan bank pelat merah lainnya terus bekerja sama untuk perluasan jaringan melalui jaringan ATM Himbara untuk memberikan layanan ATM bagi masyarakat.
“Adapun saat ini, sebanyak lebih dari 90.000 mesin ATM Himbara dapat digunakan oleh nasabah, dan jumlah ini secara konsisten terus kami evaluasi agar sesuai dengan kebutuhan nasabah,” ungkap Andi.
Sementara itu Andi menyebut untuk jumlah kartu ATM/debit BTN akan mengikuti target pembukaan rekening di BTN, mengingat pembukaan rekening, kartu debit dan aktivasi mobile banking saat ini menjadi kesatuan. Tercatat per April 2024, kartu debit BTN sudah beredar lebih dari 6 juta kartu dan aktif digunakan oleh nasabah untuk transaksi tarik tunai, Debit EDC FOR4D serta transaksi online.
Berbeda dengan bank pelat merah, bank swasta terbesar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA) justru menambah jumlah mesin ATM secara tahunan. Tercatat jumlah mesin ATM BCA per Maret 2024 sebanyak 19.055 unit. Jika melihat dari tahun sebelumnya, jumlah tersebut meningkat 707 unit dari sebelumnya sebanyak 18.348 unit mesin ATM per Maret 2023. EVP Corporate FOR4D Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, penambahan jumlah mesin ATM tersebut tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat yang masih membutuhkan ATM dalam melakukan transaksi keuangan.
“Di tengah pesatnya transformasi digital di Indonesia, kami melihat kehadiran mesin ATM serta penggunaan kartu debit masih memiliki peranan penting dan menjadi pilihan masyarakat dalam transaksi keuangan,” kata Hera.
Adapun dari 38 juta rekening nasabah, tercatat jumlah kartu debit BCA mencapai 34,4 juta kartu atau meningkat 7% YoY. Hera merinci nilai transaksi kartu debit BCA tumbuh mencapai Rp 57,7 triliun per Maret 2024..
“Kami memproyeksikan transaksi kartu debit dan penggunaan mesin ATM akan terus tumbuh ke depannya, selaras dengan prospek perekonomian Indonesia yang positif dan peningkatan aktivitas transaksi masyarakat,” kata Hera.
Sementara itu untuk penambahan mesin ATM, Hera menyebut BCA akan senantiasa melakukan investasi secara berkesinambungan untuk memperkuat ekosistem hybrid banking. Investasi strategis ini dilakukan untuk memberikan layanan berkualitas bagi beragam jenis segmen dan kebutuhan nasabah.