Konsep ESG menjadi upaya jangka panjang untuk memberi keuntungan lebih tinggi bagi perusahaan dengan mengelola aspek lingkungan sosial dan tata kelola.
Penerapan konsep Environmental Social and Governance dalam perusahaan sedang populer dalam satu dekade terakhir. Konsep ESG menjadi upaya jangka panjang untuk memberi keuntungan lebih tinggi bagi perusahaan dengan mengelola aspek lingkungan sosial dan tata kelola.
Ketua Dewan Penasihat Social Investment Indonesia, Jalal, menyampaikan dengan penerapan ESG maka ketiga aspek tersebut merupakan faktor-faktor dalam pengambilan keputusan serta pengelolaan investasi dan pembiayaan.
”ESG, karenanya, berarti penggunaan informasi dan analisis isu-isu lingkungan, sosial dan tata kelola di dalam pengambilan keputusan serta pengelolaan investasi dan pembiayaan,” ungkap Jalal di Jakarta, Sabtu (26/4).
Di sisi lain, dia juga menyampaikan penerapan ESG pada dunia bisnis kontemporer bisa memiliki empat makna berbeda yang terkait satu sama lain. Keempatnya yaitu faktor pengambilan keputusan investasi, manajemen risiko, sinonim CSR dan keberlanjutan perusahaan dan referensi ideologis.
Berdasarkan kajian ilmiah, Jalal menyampaikan penerapan ESG memiliki korelasi kuat terhadap positifnya kinerja finansial perusahaan. Metaanalisis atas studi hubungan kinerja ESG dengan kinerja finansial yang dilakukan atas seluruh makalah ilmiah dari tahun 1978-2015 dan 2015-2020 membuktikan bahwa temuan korelasi negatif sangatlah kecil.
”Ini membuktikan bahwa ESG sesungguhnya memang memiliki business case yang kuat, seperti yang dijanjikan sejak semula,” jelasnya.
Melihat pentingnya penerapan ESG, salah satu perusahaan BUMN, PT Pupuk Kaltim menyampaikan komitmennya menerapkan ESG sebagai wujud tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, dampak sosial dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
SVP Pengembangan Pupuk Kaltim, Propan Weber Suhardiyatno, mengatakan komitmen terhadap penerapan ESG dilaksanakan di setiap lini bisnis melalui transformasi hijau, pemberdayaan masyarakat dan tata kelola perusahaan yang baik.
“Pupuk Kaltim terus bertransformasi dan memperkuat strategi keberlanjutan, melalui integrasi prinsip ESG di setiap aspek operasional perusahaan. Kami percaya, keberhasilan tidak hanya diukur dari sisi ekonomi, namun juga bagaimana memberi manfaat bagi lingkungan, memberdayakan masyarakat, serta menerapkan tata kelola yang transparan, akuntabel dan beretika,” kata Propan.
Pupuk Kaltim menyusun peta jalan sebagai rencana strategis penerapan ESG perusahaan. Di antaranya peta jalan dekarbonisasi dengan target kontribusi sebesar 32% pada tahun 2030, CSR sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan (SDG), pembentukan unit ESG, evaluasi berkala melalui ESG Risk Rating Assessment oleh Sustainalytics dengan peringkat 3 terbaik dari 81 perusahaan di sub-sektor Agricultural Chemical pada 2024.
Selain itu, Pupuk Kaltim kembangkan sejumlah proyek strategis mendukung agenda transformasi hijau, di antaranya pembangunan pabrik soda ash yang menerapkan konsep ekonomi sirkular, pembenahan Pabrik Ammonia PKT 2 untuk menurunkan emisi karbon dan efisiensi bahan baku.
Kemudian, Pupuk Kaltim juga mengembangkan energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan seperti clean ammonia, penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), penggunaan kendaraan listrik untuk operasional perusahaan, co-firing boiler batubara dengan biomassa sawit yang ditargetkan pada 2030.
Pada aspek sosial, melalui program MAKMUR, Pupuk Kaltim telah berikan pendampingan dan pemberdayaan intensif bagi petani dan komunitas lokal. Selain itu ada juga program pendanaan UKM, pelibatan karyawan Pupuk Kaltim melalui Employee Volunteering Initiation (Evolution).
Sedangkan aspek tata kelola, Pupuk Kaltim juga memperkuat tata kelola perusahaan dengan prinsip Good Corporate Governance Pupuk Kaltim perkuat penerapan tata kelola perusahaan yang baik yang sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).