Teknologi – Kaspersky, perusahaan keamanan siber asal Rusia, mengungkap sejumlah potensi ancaman siber pada tahun 2024 di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dony Koesmandarin, Territory Manager Kaspersky untuk Indonesia mengatakan salah satu ancaman siber yang bakal menjadi tren tahun ini adalah judi online yang semakin marak.
“Illegal gambling pasti, kripto tetap, karena ada beberapa hal yang sangat signifikan dilakukan juga. Invesment yang enggak jelas, kayaknya akan tetap ngetren di 2024,” kata Dony dalam acara peluncuran Kaspersky KUMA dan Cyber Landscape of Indonesia yang digelar di Jakarta.
Dalam materi paparan tersebut, setidaknya ada lima potensi ancaman siber yang Kaspersky identifikasi, yakni investasi bodong, money laundry, illegal gambling, hingga penipuan kripto. Saat ditanya lebih lanjut, Donny juga menyoroti ancaman siber yang menyasar sektor finansial hingga lembaga pemerintahan. Pasalnya, sektor ini merupakan target market yang cukup besar.
“Kalau dari sisi Kaspersky itu bisa melihatnya mereka pasti dari finansial. Finansial itu menjadi target market yang cukup besar, yang kedua juga pasti government, kenapa sih government?” kata Dony.
“Karena datanya banyak. Ini kan besar dia meng-cover seluruh, bayangkan seluruh Indonesia itu sekitar 278 juta kira-kira penduduk Indonesia satu log kena, datanya gede loh,” imbuhnya.
Untuk sektor finansial, menurut Donny, modusnya masih akan sama, yakni dengan mengirimkan file APK yang berisi virus dan bisa menyedot isi rekening dari para korbannya. Modus ini serupa penipuan dengan file apk kiriman undangan.
“Hampir sama, jadi kayaknya tadi saya bilang payment gateway itu menjadi hal yang risiko karena kita lihat beberapa, tadi dari temen-temen yang dapet undangan WhatsApp, APK dan lain sebagainya, tiba-tiba rekeningnya hilang, tiba-tiba nomornya hilang, tiba-tiba saya punya aplikasi di dalam payment itu hilang dan lain sebagainya,” ujar dia.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sebelumnya juga memprediksi penipuan online dan pencurian data pribadi bakal mendominasi kejahatan siber pada tahun 2024. Hal tersebut berdasarkan hasil Survei Penetrasi Internet Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2024 yang dilakukan pada periode 18 Desember 2023 hingga 19 Januari 2024. Survei tersebut dilakukan lewat wawancara tatap muka dengan melibatkan 8.720 responden di 38 provinsi Indonesia. Survei menggunakan metode multistage random sampling FOR4D dengan margin of error 1,1 persen dan relative standar error 0,43 persen.
“Data terbaru menunjukkan kejahatan siber seperti pencurian data pribadi, penipuan online, terus menjadi masalah serius. dengan penipuan online mengalami kenaikan yang signifikan,” ungkap Muhammad Arif, Ketua Umum APJII, beberapa waktu lalu.
Data APJII mengungkap penipuan online adalah permasalahan tertinggi pada kejahatan siber mencapai 32,5 persen. Angka tersebut meningkat 22,2 persen dari tahun 2023 yang hanya 10,3 persen. Kemudian, pencurian data pribadi juga menjadi ancaman serius. Dari hasil survei terungkap bahwa masalah ini mendapat porsi 20,97 persen, meningkat dari tahun 2023 yang hanya 7,96 persen. Masalah lain yang juga jadi sorotan warga RI adalah perangkat terkena virus (19,31 persen), tidak dapat mengakses aplikasi (10,04 persen), kasus lainnya (5,32 persen).