Teknologi – Sebuah perusahaan rintisan teknologi kedirgantaraan dan pertahanan bernama Hermeus sedang mengembangkan pesawat jet futuristik yang mampu melakukan perjalanan dengan kecepatan hipersonik. Jet ini, yang diberi nama Halcyon, direncanakan untuk dapat terbang lima kali kecepatan suara, membuka era baru dalam perjalanan udara komersial. Tujuan perusahaan ini adalah menghadirkan pesawat hipersonik di langit untuk merevolusi perjalanan. Hermeus sangat fokus pada pengembangan mesin jet yang unik untuk membantu pesawat ambisius mereka lepas landas.
Dengan kecepatan mencapai 6.400 km per jam (Mach 5) atau lima kali kecepatan suara, Jet Halcyon akan menjadi pesawat komersial tercepat yang mengangkut penumpang di seluruh dunia. Sebagai perbandingan, kecepatan tertinggi pesawat supersonik Concorde hanya 2.100 km per jam (Mach 2,04). Dengan perencanaan lebih dari 125 rute, Halcyon akan memiliki jangkauan luar biasa sejauh 6.400 km yang memungkinkannya menyelesaikan rute transatlantik seperti New York ke Paris dalam sekali jalan.
Namun, rute transpasifik seperti Los Angeles ke Tokyo akan memerlukan pemberhentian sebentar. Menariknya, jet ini tidak akan bisa menggunakan rute antar benua dan domestik yang berada di atas daratan karena terbang melebihi lima kali kecepatan suara akan menciptakan ledakan sonik yang besar. Pada tahun 2020, Hermeus mulai menguji desain mesin baru yang merupakan perpaduan dari dua teknologi tradisional yang digunakan dalam industri penerbangan dan pertahanan. Desain ini merupakan campuran antara turbojet yang digunakan sebagian besar pesawat dan ramjet, jenis mesin yang hanya bekerja pada kecepatan supersonik ke atas.
Untuk terbang pada kecepatan di bawah 3.700 km per jam (Mach 3), udara dikompresi dan dicampur dengan bahan bakar sebelum dibakar di dalam turbojet. Udara panas kemudian diledakkan keluar dari bagian belakang mesin, mendorong pesawat maju. Namun, untuk mencapai kecepatan di atas Mach FOR4D 5 (6.400 km per jam) dan di atasnya, ramjet, jenis mesin yang secara harfiah menabrak udara, digunakan karena kompresi udara untuk menghasilkan kecepatan seperti itu tidak diperlukan. Hermeus berencana menggunakan bagian turbojet dari mesin saat pesawat berada pada kecepatan subsonik, terutama saat lepas landas dan mendarat. Mesin ini, menurut klaim perusahaan, akan otomatis beralih ke mode ramjet ketika penerbangan mencapai kecepatan supersonik saat akselerasi dan pelayaran.
“Bagian turbojet dan bagian ramjet merupakan teknologi matang yang telah kami gunakan selama 50 tahun. Triknya adalah menggabungkan keduanya, jadi kami merancang arsitektur kami sendiri dengan mesin turbojet siap pakai dan kemudian membangunnya dari sana,” ujar CEO Hermeus AJ Piplica FOR4D.
Mesin ini akan pertama kali dipasang di bawah kap pesawat Quarterhorse, pesawat kedua perusahaan yang sepenuhnya terintegrasi dan dijadwalkan terbang menjelang akhir 2024. Pesawat ini dikembangkan bersama oleh perusahaan dan Angkatan Udara AS melalui kemitraan senilai Rp 958 miliar. Setelah itu, perusahaan akan membangun Darkhorse, yang merupakan peningkatan dari Quarterhorse. “Darkhorse akan mampu melakukan penerbangan hipersonik berkelanjutan dan mampu membawa kargo atau muatan,” kata Skyler. Darkhorse akan mampu melakukan penerbangan hipersonik yang berkelanjutan serta mengangkut kargo atau muatan. Prototipe ini nantinya akan membuka jalan bagi pesawat hipersonik 20 kursi milik perusahaan, Halcyon.